Rabu, 23 Juni 2010

PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIK

DESKRIPSI SINGKAT

Prosedur tetap pemeliharaan adalah standar baku mengenai langkah-langkah teknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedis dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur tetap pemeliharaan ini ditetapkan oleh direktur rumah sakit dan disusun berdasarkan service manual dan petunjuk lain yang terkait.

Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pengecekan fungsi bagian-bagian alat, penggantian bahan pemeliharaan, pelumasan, pengecekan kinerja alat, penyetelan atau adjustment, kalibrasi internal dan pengukuran aspek keselamatan.

Dengan dilaksanakannya pemeliharaan secara berkala maka akan diperoleh hasil yang positif, yaitu:

  1. Alat selalu dalam kondisi siap dan laik pakai
  2. Usia teknis alat dapat tercapai

1. PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN

Prosedur tetap pemeliharaan merupan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan pemeliharaan.

Prosedur tetap pemeliharaan disusun oleh teknisi elektromedik yang bertugas melaksanakan pemeliharaan alat.

Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada protap pemeliharaan adalah pelanggaran terhadap kode etik profesi.

Prosedur tetap pemeliharaan merupakan salah satu persyaratan akreditasi pelayanan rumah sakit, sehingga adanya prosedur tetap pemeliharaan sangat diperlukan oleh rumah sakit.

1.1 Prasyarat

Prasyarat yang harus dipenuhi pada pemeliharaan adalah :

1. kualifikasi SDM memadai, minimal STM terlatih, D2 elektromedik, D3 elektromedik teknisi tersebut harus tersertifikasi

2. alat kerja dan alat ukur lengkap. Alat kerja terdiri dari toolset elektronik dan toolset mekanik, tersedia. Alat ukur sesuai dengan masing-masing alat, tersedia. Alat ukur harus terkalibrasi .

3. Dokumen teknis penyerta meliputi:

protap pemeliharaan dan pengoperasian alat serta service manual, tersedia.

4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.

5. Apabila alat menggunakan catu daya listrik untuk pengoperasiannya, maka kotak kontak harus dilengakapi dengan hubungan pembumian , dengan nilai tahanan < 5 Ohm.

6. Mekanisme kerja harus jelas.

7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan

Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan pemeliharaan tetap dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pemeliharaan alat tidak sesuai protap.

1.2 Persiapan

Persiapan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dilakukannya pemeliharaan, agar kegiatan pemeliharaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat pelaksanaan pemeliharaan.

Tahap persiapan terdiri dari :

1. Menyiapkan surat perintah kerja dari atasan pemberi tugas

2. Menyiapkan formulir lembar kerja pemeliharaan, laporan kerja dan kartu pemeliharaan alat

3. Menyiapkan dokumen teknis penyerta sesuai alat yang akan dipelihara

4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam pemeliharaan (semua alat harus didata sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal dilokasi

5. Menyiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan meterial bantu

6. memberitahukan kepada pengguna alat yag akan dipelihara, tentang rencana dan jadwal pemeliharaan

1.3 Pelaksanaan pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan adalah sebagai berikut:

1. Pendataan alat (perhatikan lembar kerja pemeliharaan)

2. Pengecekan dan pembersihan seluruh bagian alat

3. Pelumasan pada bagian-bagian alat yang bergerak

4. Pengencangan /tightening

5. Pengecekan bagian alat dan fungsi komponen

6. Penggantian bahan pemeliharaan

7. Pengecekan kinerja alat atau uji fungsi

8. Penyetelan/adjustment

9. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor, radiasi, tegangan lebih, dll)

1.4 Pencatatan

Setelah pemeliharaan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri dari:

1. Isi formulir lembar kerja pemeliharaan. Pengisian formulir lembar kerja harus bertahap, sesuai tahap kegiatan pemeliharaan.

2. Isi laporan kerja pemeliharaan. Gunakan format laporan yang baku

3. Isi kartu pemeliharaan alat, yang menggantung pada setiap alat

4. Pengguna alat menandatangani laporan kerja. Perhatikan hasil pemeliharaan apakah yang tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi alat saat itu.

1.5 Pengemasan

Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang tertinggal. Pengemasan dilakukan terhadap:

1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang tertinggal/hilang

2. Dokumen teknis penyerta, dirapihkan dan disusun dengan baik

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur, dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS.

4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas dari tumpahan oli atau grease.

1.6 Pelaporan

1. Laporkan hasil pemeliharaan alat kepada unit kerja pengguna alat dan pemberi tugas. Gunakan formulir laporan pemeliharaan yang sudah baku dan serahkan alat yang telah dilakukan pemeliharaan.

2. Apabila hasil pemeliharaan, alat tidak dapat difungsikan, berikan saran tindak lanjut

PROSEDUR TETAP PERBAIKAN PERALATAN MEDIK

DESKRIPSI SINGKAT

Prosedur tetap perbaikan adalah standa baku mengenai langkah-langkah teeknis yang harus diikuti oleh teknisi elektromedik dalam melaksanakan perbaikan kerusakan alat, yang berdasarkan prasyarat dan urutan kerja yang harus diikuti. Prosedur Tetap perbaikan ini detetapkan oleh Direktur Rumah Sakitdan disusun berdasarkan service manual, diagram (scematic/wiring), dan petunjuk lain yang terkait.

Kegiatan perbaikan terdiri dari: analisa kerusakan, identifikasi suku cadang, penyiapan suku cadang, perbaikan alat dengan atau tanpa suku cadang, uji kinerja/uji fungsi, penyetelan/adjustment, kalibrasi internal dan pengukuran asper keselamatan.

Dengan dilaksanakannya perbaikan kerusakan alat sesuai prosedur, maka akan diperoleh hasil yang positif, yaitu:

  1. Alat yang mengalami kerusakan dapat difungsikan kembali
  2. Upaya perbaikan tidak membuat kerusakan menjadi semakin parah
  3. Pelayanan yang terhenti karena terjadi kerusakan alat dapat dilaksanakan kembali

1. PROSEDUR TETAP PERBAIKAN

Prosedur tetap perbaikan merupakan standar baku yang harus diikuti oleh teknisi Elektromedis dalam melaksanakan kegiatan perbaiakn alat yang mengalami kerusakan.

Protap perbaiakna disusun oleh teknisi elektromedis yang bertugas melaksanakanpemeliharaan dan perbaikan alat.

Kegiatan perbaikan yang dilaksanakan tanpa mengacu pada protap perbaikan adalah pelanggaaran terhadap kode etika profesi.

Protap perbaikan merupakan salah satu persyaratan pelayanan rumah sakit, sehingga adanya protep perbaikan ini sangat diperlukan

1.1 Prasyarat

Prasyarat yang harus dipenuhi pada pemeliharaan adalah :

1. kualifikasi SDM memadai, minimal STM terlatih, D2 elektromedik, D3 elektromedik teknisi tersebut harus tersertifikasi

2. alat kerja dan alat ukur lengkap. Alat kerja terdiri dari toolset elektronik dan toolset mekanik, tersedia. Alat ukur sesuai dengan masing-masing alat, tersedia. Alat ukur harus terkalibrasi

3. Dokumen teknis penyerta meliputi:

protap pemeliharaan, pengoperasian alat, service manual, dan wiring diagram, tersedia.

4. Bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu, tersedia.

5. Apabila alat menggunakan catu daya listrik untuk pengoperasiannya, maka kotak kontak harus dilengakapi dengan hubungan pembumian , dengan nilai tahanan < 5 Ohm.

6. Mekanisme kerja harus jelas.

7. Ruang kerja memenuhi ketentuan kondisi lingkungan

Apabila prasyarat tersebut tidak semuanya dipenuhi tetapi kegiatan perbaikann tetap dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pemeliharaan alat tidak sesuai protap.

1.2 Persiapan

Persiapan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dilakukannya perbaikan, agar kegiatan perbaikan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dan tidak ada kendala pada saat pelaksanaan perbaikan.

Tahap persiapan terdiri dari :

1. Menyiapkan surat perintah kerja dari atasan pemberi tugas

2. Menyiapkan formulir lembar kerja dan formulir laporan kerja

3. Menyiapkan dokumen teknis penyerta sesuai alat yang akan diperbaiki

4. Menyiapkan alat kerja dan alat ukur yang dibutuhkan dalam perbaikan (semua alat harus didata sehingga tidak ada yang hilang atau tertinggal dilokasi

5. Menyiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan meterial bantu

6. memberitahukan kepada pengguna alat yag akan dipelihara, tentang rencana dan jadwal.

1.3 Pelaksanaan perbaikan

Kegiatan perbaikan adalah:

  1. Pendataan alat
  2. Analisa kerusakan
  3. Identifikasi kebutuhan suku cadang
  4. Penyiapan suku cadang
  5. Perbaikan kerusakan alat baik dengan atau tanpa suku cadang
  6. Uji kinerja / uji fungsi
  7. Penyetelan/adjustment
  8. Pengukuran aspek keselamatan (arus bocor , radiasi, tegangan lebih dll.)

1.4 Pencatatan

Setelah perbaikan selesai dilaksanakan, tahap berikutnya adalah pencatatan, yang terdiri dari:

1. Isi formulir lembar kerja. Pengisian formulir lembar kerja harus bertahap, sesuai tahap kegiatan perbaikan.

2. Isi laporan kerja perbaikan. Gunakan format laporan yang baku

3. Pengguna alat menandatangani laporan kerja. Perhatikan hasil perbaikan apakah yang tertulis pada laporan kerja sesuai dengan kondisi alat saat itu.

1.5 Pengemasan

Sebelum meninggalkan lokasi alat, lakukan pengemasan supaya tidak ada barang yang tertinggal. Pengemasan dilakukan terhadap:

1. Alat kerja dan alat ukur, sesuaikan dengan catatan supaya tidak ada barang yang tertinggal/hilang

2. Dokumen teknis penyerta, dirapihkan dan disusun dengan baik

3. Kembalikan alat kerja, alat ukur, dan dokumen teknis penyerta kepada petugas di IPS RS.

4. Bersihkan lokasi pemeliharaan dari barang-barang bekas dari tumpahan oli atau grease.

1.6 Pelaporan

1. Laporkan hasil perbaikan alat kepada unit kerja pengguna alat dan pemberi tugas. Gunakan formulir laporan perbaikan yang sudah baku dan serahkan alat yang telah dilakukan diperbaiki.

2. Apabila hasil perbaiakan alat tetap rusak, berikan saran tindak lanjut yang harus ditempuh agar alaat dapat diperbaiki

Contoh: Suku cadang harus dipesan ke pabrik, alat ukur yang diperlukan tidak dimiliki, kemampuan teknisi setempat belum mampu dll

  1. FASILITAS PENUJANG PEMELIHARAAN

2.1 Alat Kerja dan Alat Ukur

1. Alat kerja terdiri dari toolset elektronik, toolset mekanik dan alat bantu lainnya. Contoh: vacuum cleaner, compressor, dll. Biasakan menggunakan alat kerja yang benar dengan ukuran yang sesuai.

2. alat ukur, untuk setiap parameter/fungsi . Dalam mneggunakan alat ukur, perhatikan range dari nilai yang akan diukur. Alat ukur antara lain:

- multimeter (digital/analog)

- leakage current meter

- universal pressure meter

- gas leakage detector

- thermo & hygrometer

- analyzer

- stopwatch

- Osciloscop

3. Alat bantu, seperti: trolley, tangga dll

2.2 Dokumen Teknis Penyerta

1. Diperoleh pada saat peneriamaan alat, terdiri dari:

- operation manual / petunjuk pengoperasian

- Service manual

- Diagram schematic / wiring

2. disiapkan oleh petugas dirumah sakit meliputi:

- Prosedur tetap: pengoperasian, pemantauan fungsi, pemeliharaan dan perbaikan alat

- formulir pelaporan: lembar kerja, laporan hasil perbaikan

REFERENSI

  1. Service manual untuk setiap alat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat
  2. Health device inspection and preventive maintenance system, third edition ECRI 1995, Plymounth meeting, PA, USA

PROSEDUR TETAP PEMANTAUAN FUNGSI

DESKRIPSI SINGKAT

Pemantauan fungsi merupakan salah satu kegiatan untuk memastikan behwa peralatan medik yang ada dalam kondisi baik dan siap pakai.

Pemantauan fungsi dilakukan secara rutin dan terstruktur sehingga seluruh bagian alat yang penting dapar terpantau dengan baik dan menghindari terjadinya kerusakan pada saat alat digunakan untuk pelayanan kepada pasien.

Selain itu, pemantauan fungsi dapat mengurangi biaya perbaikan karena dapat dideteksinya kerusakan secara dini dan mengurangi waktu tidak beroperasinya peralatan akibat kerusakan.

Dalam pemantauan fungsi kegiatan yang dilakukan antara lain:

  1. Pendataan alat
  2. Pemantauan kondisi lingkungan
  3. Pemantauan kondisi fisik alat
  4. Pemantauan kinerja alat
  5. Pemantauan/pengukuran aspek keselamatan

Dalam sesi pelatihan ini yang dibahas pemantauan fungsi peralatan medik:

  1. Pemantauan fungsi Sphygmomanometer
  2. Pemantauan fungsi Suction Pump
  3. Pemantauan fungsi Infusion Pump
  4. Pemantauan fungsi Electrocardiograph (ECG)
  5. Pemantauan fungsi Bedside Monitor
  6. Pemantauan fungsi Foetal Doopler
  7. Pemantauan fungsi Inkubatoe perawatan
  8. Pemantauan fungsi Operating Lamp
  9. Pemantauan fungsi Operating Table
  10. Pemantauan fungsi Short Wave Diathermy

Pemantauan Kondisi Lingkungan

Pemantauan kondisi lingkungan adalah pengukuran terhadap kondisi lingkungan dimana peralatan medik ditempatkan. Pengukuran kondisi lingkungan meliputi:

  1. Tegangan / catu daya
  2. Kondisi ruangan
  3. Suhu ruangan
  4. Kelembaban ruangan
  5. Kondisi kotak kontak yang digunakan
  6. Nilai tahanan pembumian

Pengukuran kondisi lingkungan diperlukan karena kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kinerja peralatan.

Pemeriksaan Kualitatif (Pemantauan Fisik)

Pemeriksaan Kualitatif atau yang biasa dikenal dengan pemantauan fisik adalah yang dilakukan terhadap kondisi fisik dari alat, pemeriksaan meliputi antara lain:

  1. Chassis / selungkup
  2. Kabel catu daya
  3. Sabungan kabel / konektor
  4. Tombol, indikator, meter
  5. Aksesori
  6. Kebersihan alat

Kondisi yang ditemukan pada saat pementauan, harus dicatat. Untuk mempermudah pencatatan dapat dilakukan dengan pembuatan formulir lembar kerja yang sudah dilakukan untuk masing-masing jenis alat, sehingga tidak ada bagian fisik yang harus diperiksa terlewat.

  1. Pemantauan fisik Sphygmomanomer

secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan Sphigmomanometer adalah sebagai berikut:

- chassis / selungkup

- kotak alat

- slang / tubing

- konektor

- balon tensi

- katup

- tabung skala

- permukaan air raksa pada skala NOL

- manset

- kebersihan alat

2. Pemantauan Fisik Suction Pump

secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan suction pump adalah sebagai berikut:

- chassis / selungkup

- kabel daya

- skalar ON / OFF

- foot switch

- kotak kontak

- sikring

- slang

- konektor

- filter

- control / suction regulator

- overflow protection

- indikator / display

- seal pada tutup

- aksesori

- kebersihan alat

3. Pemantauan Fisik infusion Pump

secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan infution pump adalah sebagai berikut:

- chassis / selungkup

- kabel daya

- baterai

- saklar ON /OFF

- sikring

- konektor

- control / pengatur

- indikator / display

- alarm

- nurse call signal

- lockout interval

- audible signal

- aksesori

- kebersihan alat

4. Pemantauan Fisik Electrocardiograph ( ECG )

secara umum yang dilakukan untuk peralatan electrocardiograph ( ECG 0 adalah sebagai berikut :

- chassis / selungkup

- kotak kontak

- terminal pembumian

- kabel daya

- saklar ON/OFF

- sikring

- patient cables

- fitting / connectors

- electrodes

- straps

- control switches

- battery / charger

- indikator

- 1 mV step response

- display / tampilan

- aksesori

- kebersihan alat

5. Pemantauan Fisik Bedside Monitor

Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan bedside monitor adalah sebagai berikut:

- chassis / selungkup

- kotak kontak

- terminal pembumian

- kabel daya

- saklar ON/OFF

- sikring

- patient cables

- fitting / connector

- electrode & streps

- control / pengatur

- battery / charger

- indikator / display

- user calibration

- alarm

- audibla signals

-aksesori

-kebersihan alat

6. Pemantauan fisik foetel Doppler

Secara umum pemeriksaan fisik yang di lakukan untuk peralatan foetal Doppler adalah sebagai berikut:

- Chassis atau selungkup

- Kotak kontak

- Kabel daya

- Saklar ON/OFF

- Baterai

- Sekring

- Regulator suara

- Indicator

- Loud speaker

- Probe

- Kebersihan alat.

7. Pemantauan fisik incubator perawatan.

Secara umum pemeriksaan fisik yang di lakkukan untuk peralatan incubator perawatan adalah sebagai berikut:

- Chassis atau selungkup

- Kotak kontak

- Kabel daya

- Saklar ON/OFF

- Baterai

- Slang oksigen

- Fittings atau connectiors

- Matras

- Sungkup

- Acces cup

- Elemen atau hester

- Blower

- Aksesoris

- Kebersihan alat.

8. Pemantauan fisik atau operating lamp

Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan operating lamp adalah sebagai berikut:

- Chassis atau selungkup

- Kabel daya

- Saklar ON/OFF

- Penyanngga lampu

- Satelit lamp.

- Filter

- Kesetimbangna atau balancing.

9. Pemantauan fisik operating table

Secara umum pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk peralatan operating table adalah sebagai berikut:

- Matras

- Sistem pergerakan

- Sistem hidroulik

- Eksesoris

- Pengeremann

- Kebersihan alat

10. Pemantauan fisik short wave diathermi

- Chassis atau selungkup

- Kotak kontak

- Kabel daya

- Saklar ON/OFF

- Sekring

- Penyangga

- Terminal pembumian

- Konektor

- Electrode

- Contol atau switch

- Indicator atau display

- Savety switch

- Aksesoris

- Kebersihan peralatan.

Pemerikasaan Kuantitatif ( Pemantauan Fungsi )

Pemantauan kuantitatif atau yang biasa kita sebut pemantauan fungsi adalah pemantauan yang dilakukan terhadap fungsi peralatan, pemeriksaan meliputi :

  1. Fungsi tombol-tombol
  2. Fungsi indikator
  3. Fungsi monitor
  4. Fungsi alarm
  5. Memantau kinerja peralatan
  6. Memantau aspek keselamatan peralatan

Sebelum melakukan pemantauan fungsi, pastikan bahwa anda sudah mengerti dengan baik cara pengoperasian alat, baca petunjuk pemakaian yang tersedia atau tanya ke pengguna alat, cara pengoperasiaan alat tersebut

Sebelum melakukan pemantauan fungsi, pastikan bahwa anda sudah mengerti dengan baik cara pengoperasian alat, baca petunjuk pemakaian yang tersedia atau tanya ke pengguna alat, cara pengoperasian alat tersebut :

1. Pemantauan Fungsi Sphygmomanometer

secara umum pemeriksaan fungsi yang dilakukan untuk peralatan spighmomanometer adalah sebagai berikut:

- kebocoran tekanan

- akurasi tekanan

2. Pemantauan Fungsi Suction Pump

Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatan suction pump adalah sebagai berikut :

- daya hisapa maksimum

- penunjukkan meter

- tahanan pembumian

- arus bocor pada chassis

3. Pemantauan Fungsi Infusion Pump

Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam infusion pump adalah sebagai berikut:

- akurasi jumlah tetesan

- gelembung udara

- arus bocor pada chassis

- tahanan kabel pembumian alat

- tahanan pembumian

4. Pemantauan Fungsi Electrocardiograph ( ECG )

Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam electrocardiograph (ECG ) adalah sebagai berikut:

- paperspeed

- linearity

- 1 mV response

- linearity

- fruquency response

- hasil perekaman

- arus bocor pada chassis

- arus bocor pada electrode

- tahanan kabel pembumian alat

- tahanan pembumian

5. Pemantauan Fungsi Bedside Monitor

Secara umum pemerikasaan fungsi yang dilakukan untuk peralatam Bedside Monitor adalah sebagai berikut:

- sensityvity

- ECG fiturs

- display / tampilan

- heart rate

- arus bocor pada chassis

- arus bocor pada electrode

- tahanan kabel pembumian alat

- tahanan pembumian

6. Pemantauan fungsi foetal Doppler.

Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan foetal Doppler adalah sebagai berikut:

- Kualitas suara

- Suara detak jantung

7. Pemantauan fungsi incubator perawatan.

Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan incubator perawatan adalah sebagai berikut:

- Suhu chamber

- Kelembapan

- Skin temp. sensor

- Alarm

- Thermostat

- Arus bocor pada chasis.

8. Pemantauan fungsi operating lamp.

Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk operating lamp:

- Nyala lampu

- Intensitas cahaya

- Focus

- Arus bocor pada chasis.

9. Pemantauan fungsi operating table

Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan operating table :

- Kestabilan posisi

- Kemudahan bergerak

10. Pemantaun fungsi short wave diathermy

Secara umum pemeriksaan fungsi yang di lakukan untuk peralatan short wave diathermy:

- Energi out put

- Akurasi timer

- Safety switch

- Arus bocor pada chasiss

- Arus bocor pada alectrode.